20/04/14

1 tahun

Ku berumah tangga (pake musik dangdut, eh ada g seh lagu dangdut begitu? Kayaknya ada yah?). Terkadang masih berasa jetlag, ‘beneran yah gw udah punya suami dan ANAK?!’ Hihihi...padahal gw ini udah masuk usia matang untuk menikah, tapi ya itu... I’m not a girl, not yet a women.. lalalalala...... Gak lama setelah menyesuaikan diri kalo di sebelah gw ada seonggok sosok suami yang kadang ngorok pada saat tidur, lalu menyesuaikan diri lagi kalo ada segumpal daging unyu di rahimku, dan menyesuaikan diri lagi harus bangun tengah malem untuk mengeluarkan nenen (lalu tidur lagi).  Very happy, proud, amazing, glad, thankful, grateful, dan ful  ful lainnya hidup sudah sampai pada titik ini. Tapi  very worry, scare, confuse, tired pun terkadang mewarnai hari-hari kami. Seperti yang pernah gw tulis di the last critical point, build a family is the bigger atau bahkan biggest responsibility.

Sedikit kaleidoskop kalo kata program gosip di tv. Bahtera ini dimulai dari bulan madu berdua (ya iya masak se desa). Dilanjutkan dengan tanda garis 2 di alat testpack yang bikin bahagia mengalahkan perasaan bahagia manapun. Lalu hari-hari muntah2 yang dibarengin dengan kejamnya dunia kantor, kejamnya ibu kota, dan kejamnya kereta comuter line. Sebagai pasangan muda yang unyu, yang exited bgt punya jabang bayi, tapi kondisi finansial harus direstart dari nol lantaran abis buat modal nikah, dan punya cita-cita : punya anak, punya rumah ( walopun ngutang); hunting dokter obgyn yang terjangkau juga jadi kegiatan penting beberapa bulan yang lalu. Manusia berencana, Tuhan yang menentukan (ini kenapa jadi berat gini pembahasannya hehe), udah cucok sama seorang dokter obgyn yang ganteng di rumah sakit yang melayani askes pada saat itu, tiba-tiba si dokter harus cau ke luar negri dan askes tidak berlaku lagi.  Tapi ternyata petuah masing-masing anak ada rejekinya itu nyata, episode melahirkan ini diakhiri dengan melahirkan di rumah sakit yang menurut kita lumanyun menguras simpenan. Dengan cara cesar. Yasalam... Alhamdulillah kebayar, tunai. Dan cita-cita punya rumah (walopun ngutang) itu pun menjadi nyata.  
  
1 tahun, bertiga plus satu orang bibi (thanks god for sending her to us hehehe...) in a small house (walopun ngutang). Hal-hal kecil dibalik peristiwa-peritiwa besar itu yang sebenarnya bikin kita jetlag sebagai pasangan muda unyu bin culun. Banyak hal. Dari nentuin pake bank mana untuk KPR (gak mau rugi), sampe nentuin mau pake alat kontrasepsi apa buat ngatur jarak banyu n adeknya. Dari nawar harga gorden buat jendela rumah (I really know nothing about this gorden things, dan ternyata mahal yaaa untuk seonggok gorden) sampe ikut pengajian rt dan memperkenalkan diri sebagai ‘mama banyu.’ Gw sama suami sering cengar-cengir sambil bilang ‘belajar ya ayah’, ‘belajar ya mami’:)..


Selamat 1 tahun ayah dan mami, selamat 2 bulan 14 hari banyu sayang, lets row row row our boat gently down the stream....

kena tangan bibi *foto by bibi

1 komentar:

  1. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

    Oh ya, di sana anda bisa dengan bebas mendowload music, foto-foto, video dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus